Foto bersama.
Topan menyambut baik kegiatan revitalisasi ini, dengan adanya kegiatan ini penggunaan bahasa daerah yang nyaris tergerus oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi banyak anak muda dalam pergaulan sudah jarang menggunakan bahasa daerah.
“Adanya Kegiatan ini diharapkan gairah anak muda menggunakan bahasa daerah kembali meningkat,” tukas Topan.
Topan pinta, jangan sampai bahasa daerah terancam punah. Makanya harus dilestarikan. Melalui festival ini juga bisa membangkitkan motivasi dan kreativitas anak-anak sehingga dapat mengenal dan mencintai budaya daerah.
“Mulai dari bahasanya dan juga karya-karya budaya lainnya, sehingga mereka bisa melestarikan budaya daerah,” jelasnya.
FTBI ini juga melibatkan Maestro (orang yang ahli dalam bahasa daerah) Bahasa Komering yaitu Syaihon SPd MM dan Arbain.
Maestro Bahasa Ogan, Nopriadi SPd.
Adapun lomba FTBI yaitu pidato dengan bahasa daerah, menulis cerita pendek, stand up comedy, dongeng, puisi.
Sementara itu Tita Nirmala dari Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan, mengatakan, kegiatan FTBI merupakan tindakan lanjut revitalisasi bahasa Daerah.
“Ada 6 bahasa revitalisasi yaitu Bahasa Komering, Bahasa Ogan, Bahasa Pedamaran, Bahasa Kayu Agung, Bahasa Lematang dan Bahasa Palembang.
“Kegiatan ini dilakukan secara bertahap, serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan Disdik untuk melaksanakan kegiatan ini,” ucap Tita.
Festival ini sendiri mulai dilaksanakan dari Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Untuk tingkat Provinsi Sumatera Selatan akan dilaksanakan di Belitang – OKU Timur. Dan nantinya pada saat FTBI yang akan ditampilkan Bahasa Komering, karena pesebarannya meliputi 4 Kabupaten/Kota.
“Sedangkan 5 bahasanya akn ditampilkan sebagai eksibisi. Semoga dengan ada FTBI bahasa daerah tetap eksis dan tidak punah, makanya kegiatan seperti ini akan kita laksanakan lagi di setiap tahunnya,” pungkasnya. (jpn)
