Dikatakan Agus, penerapan implementasi Kurikulum Merdeka tahun 2023 ini lebih meningkat bila dibandingkan tahun – tahun sebelumnya. Tahun lalu, yang menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) 1 yaitu Mandiri Belajar 52 sekolah dan tahun ini menjadi 31 sekolah. Sedangkan untuk IKM 2 yaitu Mandiri Berubah ada 7 sekolah, sekarang manjadi 28 sekolah, IKM yaitu Mandiri Berbagi untuk di OKU belum ada, untuk PSP ada 2 sekolah, dan tidak daftar ada 6 sekolah.
“Kita optimistis Kurikulum Merdeka dipastikan mampu mendorong peserta didik memiliki kualitas kompetensi ketrampilan dan kemandirian,” tukas Agus.
Menurut Agus, pengembangan Kurikulum Merdeka tentu dilakukan secara bertahap dan melibatkan BPMP Provinsi. Pasalnya, tenaga pengajar di sekolah wajib mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) dan penguatan lainnya untuk menguasai tiga IKM tersebut.
“Proses pembelajaran Kurikulum Merdeka begitu mudah dan simpel, karena dititikberatkan peserta didik sebagai subyek, sehingga tenaga pengajar hanya mengarahkan sesuai minat dan bakat siswa,” beber Agus.
Kurikulum Merdeka, lanjut Agus, juga fokus pada penguatan karakter. Selain itu juga meningkatkan kualitas hubungan antara guru dengan murid. Baik Siswa dan guru yang mengikuti proses pembelajaran cukup menyenangkan dengan penerapan Kurikulum Merdeka, hal ini karena lebih simpel. “Semoga tahun berikutnya sekolah di OKU bisa menerapkan IKM Mandiri Berubah dan juga kalau bisa menerapkan IKM mandiri Berbagi,” pungkas Agus. (jpn)