### Aksi protes warga akibat jalan rusak dan berdebu akibat truk batubara

Warga RT 06 dan RT 07 RW 03, Kelurahan Kemelak Bindung Langit memblokir Jalan H Ali Agus, Kelurahan Kemelak Bindung Langit, angkutan batubara dilarang melintas.
TRANSPARANN.COM – Warga RT 06 dan RT 07/RW 03, Kelurahan Kemelak Bindung Langit, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), memblokir Jalan H Ali Agus sejak Kamis, 27 Februari 2025. Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap angkutan batubara yang melintas di jalan tersebut, menyebabkan jalanan berdebu dan berlubang. Hingga saat ini, pemblokiran masih berlangsung.
Jalan lintas di Jalan H Ali Agus, Kelurahan Kemelak Bindung Langit telah mengalami kerusakan parah selama hampir satu tahun. Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa jalan yang sebelumnya beraspal kini berubah menjadi tanah berdebu dengan lubang – lubang besar yang sering tergenang air saat hujan. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan pengguna jalan, tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna jalan. Selain itu, debu yang beterbangan akibat lalu lalang truk batubara telah mengganggu kesehatan warga sekitar.
Warga geram karena jalan lingkar Kodim 0403 OKU yang menjadi jalur utama angkutan batubara semakin rusak dan membahayakan pengguna jalan. Selama ini, debu yang ditimbulkan truk batubara menimbulkan gangguan pernapasan bagi warga sekitar. Selain itu, lubang di jalanan kerap mengakibatkan kecelakaan, terutama bagi pengendara sepeda motor.

Antrian angkutan batubara menumpuk di Jalan Garuda Jalan lintas.
Kerusakan jalan ini berdampak langsung pada aktivitas sehari-hari masyarakat. Marul (42), seorang warga Baturaja, mengungkapkan kekesalannya karena sering terjebak macet akibat truk batubara yang melintas pelan di jalan rusak tersebut. “Truk-truk batubara pasti pelan saat melewati jalan rusak di situ, sehingga sering menyebabkan kemacetan. Belum lagi saat mereka menekan gas, pasti debu beterbangan,” keluh Marul.
Selain itu, para pegawai yang bekerja di kantor Pemerintah Kabupaten OKU juga merasakan dampaknya. Mereka sering terlambat tiba di kantor karena kemacetan yang disebabkan oleh kondisi jalan yang buruk. Seorang pegawai negeri sipil yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan. “Sejak jalan ini rusak, kami mau ngantor ke Pemda OKU jadi sering terlambat,” ungkapnya.
Warga Bersatu Menutup Jalan
Sejak Kamis sore, ratusan warga turun ke jalan dan menghadang truk – truk batubara yang hendak melintas. Mereka menggunakan batang kayu, ban bekas, dan batu besar untuk menutup akses. Beberapa warga juga membawa spanduk bertuliskan tuntutan mereka, seperti “Bukan Jalan Palak Bapak Kau”.
Salah satu warga, Yanto (45), mengatakan bahwa protes ini dilakukan karena keluhan mereka selama ini tidak pernah ditanggapi serius oleh pemerintah dan pihak perusahaan tambang. “Kami meminta perbaikan jalan dan pembatasan truk batubara, tapi tidak ada tindakan nyata. Sekarang, kami ambil langkah sendiri,” tegasnya.