Kenali Perbedaan ADHD dengan Autisme

Gejala Autisme:

  • Gangguan Komunikasi Sosial: Kesulitan dalam berinteraksi sosial, memahami isyarat sosial, dan sering kali menghindari kontak mata.
  • Perilaku Berulang: Pola perilaku atau kegiatan yang berulang-ulang, seperti mengayunkan tubuh atau mengulang kata-kata atau frasa.
  • Minat yang Terbatas: Minat yang sangat fokus dan intens pada topik tertentu, sering kali tidak biasa.

Diagnosis ADHD biasanya dilakukan oleh seorang profesional kesehatan mental melalui penilaian klinis yang mencakup wawancara dengan anak dan orang tua, serta observasi perilaku. Alat penilaian standar seperti kuesioner atau skala penilaian juga sering digunakan.

Baca Juga :   Cek Telinga Jika Terlalu Banyak "Hah Hoh" dalam Obrolan

Diagnosis autisme melibatkan evaluasi mendalam oleh tim profesional, termasuk psikolog, psikiater, dan terapis okupasi. Proses ini melibatkan observasi langsung, wawancara, dan penggunaan alat diagnostik khusus seperti Autism Diagnostic Observation Schedule (ADOS) dan Autism Diagnostic Interview – Revised (ADI-R).

Pengelolaan ADHD sering kali melibatkan kombinasi obat – obatan seperti stimulan (misalnya, methylphenidate) dan terapi perilaku. Pendidikan dan pelatihan bagi orang tua serta dukungan di sekolah juga sangat penting.

Tidak ada obat untuk autisme, tetapi intervensi dini dan program terapi yang dirancang khusus dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi dan keterampilan sosial. Terapi ini termasuk terapi perilaku terapan (Applied Behavior Analysis – ABA), terapi wicara, dan terapi okupasi.

Baca Juga :   Membentengi Anak dari Stunting

Kendati ADHD dan autisme adalah dua kondisi yang berbeda, penting untuk memahami bahwa setiap individu mungkin menunjukkan gejala yang unik dan memerlukan pendekatan yang disesuaikan. Mengenali perbedaan antara ADHD dan autisme adalah langkah pertama untuk memberikan dukungan yang tepat bagi individu yang terpengaruh oleh kedua kondisi ini. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala – gejala ini, konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan evaluasi dan perawatan yang diperlukan. (bet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!