Menyambut Puncak Perayaan Imlek dengan Tradisi Penuh Makna

### Perayaan Cap Go Meh 2025 di Indonesia penuh dengan tradisi dan makna budaya

foto : transparann.com
Tradisi perayaan Cap Go Meh 2025 dan makna yang tersirat.

TRANSPARANN.COM – Cap Go Meh merupakan salah satu perayaan penting dalam rangkaian Tahun Baru Imlek yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Cap Go Meh yang jatuh pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek merupakan puncak dari rangkaian perayaan Imlek. Pada tahun 2025, Cap Go Meh akan dirayakan pada tanggal 21 Februari dengan berbagai tradisi dan ritual yang penuh makna.

Sejarah Cap Go Meh berakar pada zaman Dinasti Han di Tiongkok, sekitar 2000 tahun yang lalu. Secara harfiah, “Cap Go Meh” berarti “malam ke-15” dalam bahasa Hokkien. Perayaan ini bermula sebagai festival lampion untuk menghormati dewa-dewi dan memohon berkat serta perlindungan dari roh jahat. Selama berabad-abad, Cap Go Meh berkembang menjadi perayaan yang meriah dengan berbagai tradisi unik yang melibatkan seluruh anggota masyarakat.

Di Indonesia, Cap Go Meh memiliki makna dan tradisi yang sangat khas. Perayaan ini tidak hanya dirayakan oleh masyarakat Tionghoa, tetapi juga diikuti oleh masyarakat dari berbagai latar belakang. Beberapa kota di Indonesia, seperti Singkawang di Kalimantan Barat, Bogor di Jawa Barat, dan Medan di Sumatera Utara, dikenal sebagai pusat perayaan Cap Go Meh yang meriah dan spektakuler.

Tradisi yang paling dikenal dalam perayaan Cap Go Meh adalah parade barongsai dan liong. Barongsai adalah tarian tradisional yang dilakukan oleh sekelompok penari yang mengenakan kostum menyerupai singa. Tarian ini dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan. Sementara itu, liong atau naga adalah makhluk mitologi yang melambangkan kekuatan dan keberanian. Tarian liong biasanya dilakukan oleh sekelompok penari yang membawa tubuh naga panjang dan meliuk-liuk mengikuti irama musik tradisional.

Selain tarian barongsai dan liong, perayaan Cap Go Meh juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni budaya lainnya, seperti tarian tradisional, musik gamelan, dan seni bela diri. Di beberapa daerah, seperti Singkawang, juga diadakan ritual tatung, yaitu ritual pemanggilan roh leluhur yang dilakukan oleh para dukun untuk memberikan berkah dan perlindungan kepada masyarakat. Para tatung akan mengenakan pakaian tradisional dan melakukan aksi menakjubkan yang sering kali melibatkan tindik tubuh dengan benda tajam, sebagai bukti kekebalan mereka terhadap rasa sakit.

error: Content is protected !!
Exit mobile version