Foto bersama.
Ditambahkan Jumiati, program ini dilakukan secara daring untuk menyebarkan pesan tentang bahaya perundungan dan konflik di sekolah.
“Guru fasilitator memberikan panduan dan pendampingan untuk menyusun materi kampanye anti perundungan yang dapat digunakan oleh siswa sebagai bentuk prakarya,” terang Jumiati.
Dijelaskan Jumiati, bahwa kegiatan ini akan dilaksanakan 2 hari untuk pembekalan, 1 minggu kampanye anti perundungan di media sosial, 1 hari pemilihan duta anti perundungan dan kekerasan.
“1 hari roots day (deklarasi anti perundungan sekolah,” imbuh Jumiati.
Untuk 2 hari kedepan ini, lanjut Jumiati, yaitu Rabu dan Kamis (1-2/11) akan ada pembekalan dengan fasilitator dari guru SMA Negeri 4 Kabupaten OKU dan diikuti 40 siswa dari kelas X dan XI.
“Terdapat 15 sesi pertemuan yang dilakukan siswa untuk menyusun materi kampanye tersebut sehingga siswa dapat membentuk soft skill mereka menjadi remaja yang berperilaku positif,” pungkas Jumiati. (jpn)
