Warga Kemelak Bindung Langit Blokir Jalan untuk Angkutan Batubara

Tuntutan Warga dan Respons Pemerintah

Aksi pemblokiran jalan ini merupakan upaya warga untuk menarik perhatian pemerintah dan pihak terkait agar segera mengambil tindakan perbaikan. Mereka menuntut agar jalan yang rusak segera diperbaiki dan adanya pengaturan ulang terkait operasional truk angkutan batubara yang melintas di wilayah mereka.

Warga menuntut agar angkutan batubara dilarang melewati Jalan H Ali Agus atau jalan lingkar Kodim 0403 OKU. Mereka meminta pemerintah daerah serta perusahaan tambang bertanggung jawab atas perbaikan jalan dan dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Edwin (38), salah satu pengguna jalan yang sering melintasi daerah tersebut, menyampaikan harapannya agar pihak pemerintah terkait dapat segera melakukan perbaikan yang memadai. “Kami sangat mengharapkan agar jalan ini segera diperbaiki. Ini demi keamanan dan kenyamanan bersama karena kondisi jalan ini sekarang sangat mengganggu kelancaran aktivitas masyarakat sehari-hari,” ujarnya.

Warga bersikeras bahwa mereka tidak akan membuka blokade sampai ada kepastian tertulis dari pihak berwenang. “Kami butuh bukti, bukan sekadar janji,” kata Ani (39), warga lainnya.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah daerah maupun perusahaan batubara terkait aksi pemblokiran jalan oleh warga RT 06/RW 01 Kelurahan Kemelak Bindung Langit. Warga berharap aksi mereka dapat mendorong pihak terkait untuk segera mengambil langkah konkret dalam menyelesaikan permasalahan ini.

foto : transparann.com
Antrian angkutan batubara menumpuk di Jalan Garuda Jalan lintas.

Aksi pemblokiran jalan oleh warga RT 06/RW 01 Kelurahan Kemelak Bindung Langit merupakan bentuk protes terhadap kerusakan jalan yang disebabkan oleh truk angkutan batubara. Kondisi jalan yang berdebu dan berlubang telah mengganggu aktivitas dan membahayakan keselamatan masyarakat sekitar. Warga berharap pemerintah dan pihak terkait segera mengambil tindakan perbaikan dan pengaturan operasional angkutan batubara demi kenyamanan dan keselamatan bersama.

Dampak Pemblokiran dan Harapan ke Depan

Aksi pemblokiran ini mengakibatkan antrean panjang kendaraan, terutama truk batubara yang terpaksa berhenti di sepanjang jalan. Sopir truk yang terdampak mengaku pasrah dan berharap masalah ini segera diselesaikan. “Kami hanya menjalankan tugas, semoga ada solusi yang adil bagi semua,” kata Dedi, salah satu sopir truk.

Warga berharap pemerintah segera mengambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini. Mereka menekankan bahwa kesehatan dan keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama. Jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, warga mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar. Hingga saat ini, blokade jalan masih berlangsung. Masyarakat sekitar berharap ada solusi cepat agar kehidupan mereka kembali normal tanpa terganggu debu dan jalan rusak akibat angkutan batubara. (bet)

error: Content is protected !!
Exit mobile version