Melalui Rumah BUMN Baturaja, Semen Baturaja Gelar Pelatihan Roasting Kopi

Proses pemanggangan ini, lanjut Deni, menciptakan reaksi kimia kompleks pada biji kopi yang mengubah karakteristiknya secara drastis.
“Salah satu kunci utama dalam menyangrai kopi adalah pengaturan suhu yang tepat,” imbuh Deni.

Dikatakan Deni, suhu yang tepat akan menginduksi reaksi yang diinginkan pada biji kopi, menciptakan rasa, aroma, dan kompleksitas yang diinginkan. “Pemanggang tingkat lanjut memantau suhu dengan cermat dan menyesuaikan dengan tahap pemanggangan yang diinginkan, baik itu light roast, medium roast, atau dark roast,” papar Deni.

Dilanjutkan Deni, proses penyangraian memerlukan kepekaan terhadap aroma dan rasa dari kopi tersebut.
“Seorang roaster kopi harus mampu membedakan secara akurat aroma dan rasa kopi mentah dan kopi yang sudah di panggang,” tukas Deni, Pemilik Cafe Ngupi ku-day.

Selain itu, Deni mengajak para pelaku UMK meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dan pengembangan usaha dengan bersama – sama untuk mengurangi penggunaan plastik maupun sampah lainnya di lingkup masyarakat dengan menerapkan konsep kedai ramah lingkungan di masing – masing usaha mereka.
“Dengan memberlakukan SOP melalui penerapan 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Replacement) sehingga membatasi penggunaan plastik dari sedotan, kantong plastik, cup minuman,” pungkas Deni.

Vice President of Corporate Secretary SMBR, Basthony Santri, menjelaskan, pelatihan ini merupakan wujud kepedulian PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) terhadap pelaku UMK khususnya di bidang kopi.
“Untuk meningkatkan pengetahuannya dalam proses pengolahan kopi dan memberikan pembekalan kepada pelaku UMK dan masyarakat di Baturaja dengan gerakan peduli lingkungan,” ucap Basthony.

Ia mengharapkan, melalui pelatihan Roasting Kopi dan Sosialisasi Program SMBR Eco Cafe Ngopi Bayar Pakai Sampah bagi UMK ini, diharapkan dapat meningkatkan semangat pelaku UMK di Baturaja untuk berinovasi dan memulai gerakan positif dengan mengurangi penggunaan kemasan plastik, kantong plastik, botol plastik, dan gelas plastik, serta memanfaatkan sampah.
“Gerakan ini sejalan dengan tiga pilar yang ditetapkan oleh SIG, yaitu mendorong solusi dan inovasi berkelanjutan, melindungi lingkungan, serta menciptakan nilai bagi karyawan dan komunitas,” ungkap Basthony.

Dikatakan Basthony, SMBR senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya.
“Hal ini merupakan bagikan dari Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial (TJSL), demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat,” pungkas Basthony. (rel)

error: Content is protected !!
Exit mobile version